Kita sering berbicara tentang spiritualitas atau kerohanian. Dan kita cenderung bertanya seperti apa kerohanian itu dan nampaknya ini adalah sesuatu yang abstrak dan tidak praktis. Lalu kita dengan gampang mengkontraskan itu dengan hal-hal duniawi dan timbul pandangan bahwa kerohanian itu adalah hal-hal yang sifatnya rohani atau berbau agama yang kontras dengan hal-hal duniawi. Tidak heran kita mengkotakkan antara duniawi dan rohani. Kalau kita sedang bergaul dengan teman, bekerja mencari nafkah, belajar di sekolah, berpacaran, berlibur, dan sebagainya maka semua itu adalah hal-hal duniawi. Sebaliknya jika seseorang itu ibadah dan berdoa atau membaca kitab sucinya maka itu adalah masalah kerohanian. Benarkah ada perbedaan demikian? Dari perspektif kekristenan, penulis menyatakan bahwa tidak ada kotak seperti di atas. Cara pandang yang demikian terjadi karena sebetulnya kita tidak memahami apa artinya menjadi rohani atau spiritualitas itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Artikel ini mencoba memberikan pemahaman tentang makna spiritualitas sejati.
Spritualitas adalah hal-hal yang konkret dan praktis bukan sesuatu yang abstrak yang tidak bisa kita pahami dan kerjakan. Spiritual atau rohani secara sederhana berarti dipenuhi oleh Roh Kudus. Sejak kapan kita menjadi manusia rohani? Sejak kita dilahirkan baru oleh air dan Roh Kudus dalam peristiwa baptisan sehingga kita juga turut dibaptis dalam kematian dan kebangkitan Kristus (Yoh 3:5-6; Rom 6:3-5). Manusia lama kita telah turut disalibkan dan mati serta bangkit mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbarui menuju kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Rom 6:6-11; Kol 3:10; Efe 4:13,22-24). Manusia baru ini adalah manusia rohani seperti yang Yesus katakan bahwa kita yang dilahirkan oleh Roh Kudus bersifat rohani bukan lagi bersifat daging (Yoh 3:6) sehingga manusia rohani ini sudah menanggalkan baju manusia lama atau manusia daging (manusia duniawi) dan sekarang manusia rohani ini harus bertumbuh dan hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus (1 Kor 3:1-9; Kol 3:5-17; Rom 6:11; Efe 4:22-24).